Nyamuk merupakan inang perantara
atau vektor dari banyak penyakit berbahaya. Sebut saja demam berdarah, malaria,
kaki gajah, dan lainnya. Muncul sebuah pertanyaan di kalangan masyarakat, jika
nyamuk menghisap darah dan menjadi vektor penularan infeksi, apakah nyamuk juga
dapat menjadi agen infeksi HIV/AIDS?
Untuk menjawabnya, mari menelaah
beberapa teori mekanisme penularan penyakit dengan perantaraan nyamuk, sehingga
wajar jika muncul pemikiran bahwa nyamuk juga dapat menjadi vektor penularan
HIV.
Ada tiga teori mekanisme yang cukup
logis untuk mengaitkan serangga pengisap darah seperti nyamuk untuk menularkan
HIV:
1.
Teori pertama, seekor nyamuk memulai
siklusnya dengan mengisap darah seorang pengidap HIV dan menelan virus tersebut
bersama darah si penderita. Setelah kenyang, nyamuk ini kemudian pulang ke
sarangnya, tanpa pindah ke korban selanjutnya. Virus yang terhisap ini masuk ke
dalam tubuh, dan bertahan dalam tubuh nyamuk tersebut, virus kemudian
berkembang biak dan setelah itu pindah ke dalam kelenjar air liur (salivary
gland).
Nyamuk yang terinfeksi HIV ini
kemudian mencari korban selanjutnya untuk dihisap darahnya. Korban selanjutnya
ini bisa saja seseorang yang bersih dari HIV, namun saat nyamuk menghisap darah
orang ini virus HIV yang ada dalam kelenjar air liur nyamuk tersebut ikut masuk
ke dalam tubuh orang tadi. Mekanisme yang pertama ini digunakan oleh sebagian
besar parasit dalam nyamuk, seperti malaria, demam berdarah dan sejenisnya. Read More ...
2.
Teori kedua, seekor nyamuk memulai
siklusnya dengan mengisap darah seorang pengidap HIV, namun belum kenyang
mengisap ia sudah terbang karena terganggu. Daripada kembali ke korban yang
pertama tadi, nyamuk memilih korban lain yang mungkin bebas dari AIDS. Setelah
nyamuk tadi menusukkan mulutnya ke dalam kulit korbannya ini, nyamuk ini akan
menularkan virus yang masih ada dalam mulutnya ke korbannya ini. Mekanisme ini
termasuk mekanisme yang tidak lazim dalam infeksi parasit melalui nyamuk.
3.
Teori ketiga mirip dengan teori
kedua, di mana saat nyamuk mengisap darah korbannya yang mengidap HIV tiba-tiba
ia diganggu dan kemudian terbang untuk mencari korban kedua. Namun dalam teori
yang ketiga ini, tiba-tiba nyamuk tadi dipukul oleh si korban, dan kemudian
darah nyamuk yang telah terkontaminasi HIV ini masuk ke dalam luka si korban
tadi.
Masing-masing dari mekanisme ini
telah diselidiki dan diteliti dengan menggunakan berbagai macam serangga
pengisap darah, dan hasilnya secara jelas menunjukkan bahwa nyamuk tidak
dapat menularkan AIDS.
Terdapat beberapa fakta kenapa
nyamuk tidak dapat menularkan AIDS, antara lain:
1.
Virus telah Dicerna Oleh Sistem Pencernaan Nyamuk
Ketika seekor nyamuk menularkan
suatu penyakit dari satu orang ke orang yang lain, maka parasit tadi harus
tetap hidup dalam tubuh nyamuk sampai nyamuk tadi selesai mengisap darah orang
tersebut. Jika nyamuk mencerna parasit tersebut, maka siklus penularan ini akan
terputus dan parasit tidak dapat ditularkan ke korban selanjutnya. Memang ada
sejumlah cara yang dilakukan oleh parasit untuk menghindar agar tidak dicerna
sebagai makanan.
Ada sejumlah parasit yang memang
memiliki ketahanan dari enzim pencerna yang ada dalam perut nyamuk, namun
kebanyakan parasit-parasit ini menerobos jaringan dalam perut nyamuk agar
terhindar dari enzim pencernaan nyamuk yang akan melumatnya sampai habis .
Parasit malaria dapat bertahan selama 9-12 hari dalam tubuh nyamuk, yang mana
dalam waktu itu parasit ini dapat berkembang menjadi bentuk yang lain.
Penelitian terhadap virus HIV
secara jelas menunjukkan bahwa virus yang bertanggung jawab terhadap infeksi
HIV tersebut dianggap sebagai makanan dan dicerna bersama makanan yang berupa
darah. Dalam 1-2 hari virus bersama makanan tadi telah habis dicerna oleh
nyamuk, sehingga kemungkinan untuk terjadinya infeksi baru dapat dicegah.
Karena virus tidak sempat bereproduksi dan tidak sempat pindah ke kelenjar
saliva, maka penularan HIV melalui nyamuk merupakan hal yang tidak mungkin.
2.
Virus HIV yang terbawa bersama darah dari hisapan nyamuk tidak cukup banyak
untuk dapat menularkan AIDS.
Parasit-parasit penyebar penyakit
yang memiliki kemampuan untuk menularkan parasitnya dari satu individu ke
individu lainnya melalui mulut harus memiliki tingkat sirkulasi yang sangat
tinggi dalam aliran darah inangnya. Penularan melalui kontaminasi mulut
memerlukan parasit yang jumlahnya cukup untuk dapat menyebabkan terjadinya
infeksi baru. Jumlah parasit yang dibutuhkan bervariasi dari satu penyakit ke
penyakit lainnya. Parasit HIV sendiri memiliki tingkat sirkulasi yang sangat
rendah dalam aliran darah, nilainya jauh di bawah parasit-parasit nyamuk
lainnya.
Dalam tubuh penderita AIDS sendiri
virus HIV ini jarang-jarang yang tingkat sirkulasinya lebih dari 10 ekor per
sirkulasi, dan biasanya 70-80% penderita HIV tidak terdeteksi adanya virus HIV
dalam aliran darahnya. Para peneliti melakukan perhitungan sebagai berikut :
Misal ada seseorang dengan tingkat sirkulasi virus HIV yang mencapai 1000 dalam
aliran darahnya, kemudian ada nyamuk yang mengisap darahnya, maka kemungkinan
masuknya satu virus HIV ke dalam seseorang bebas AIDS melalui nyamuk adalah 1 :
10 juta. Dengan kata lain seseorang baru terinfeksi satu virus HIV bila telah
digigit oleh 10 juta nyamuk.
Dengan menggunakan perhitungan yang
sama, maka jika seandainya ada seekor nyamuk yang sedang mengisap tubuh
seseorang, kemudian nyamuk tersebut dipukul sehingga darah dalam tubuh nyamuk
tadi tersebar, dan ada yang masuk ke dalam luka. Maka kemungkinan masuknya satu
virus HIV ke dalam tubuh manusia tadi adalah sangat tidak mungkin. Mungkin
dibutuhkan 10 juta nyamuk.
3.
Mulut penusuk nyamuk tidak seperti alat injeksi medis.
Banyak orang beranggapan bahwa
nyamuk yang kecil itu sebagai jarum suntik yang terbang. Jika sebuah jarum suntik
dapat menularkan HIV dari satu orang ke orang lainnya maka kemungkinan nyamuk
pun juga dapat melakukan hal yang sama. Pada penjelasan di atas telah dibahas
bahwa dibutuhkan paling tidak 10 juta nyamuk agar 1 ekor virus HIV dapat masuk
dalam tubuh kita. Walaupun ada penderita AIDS yang memiliki tingkat sirkulasi
HIV yang sangat tinggi dalam darahnya, maka penyebaran AIDS melalui jarum yang
dimiliki nyamuk tetap tidak mungkin. Mengapa ? Karena cara kerja jarum suntik
yang dimiliki nyamuk berbeda dengan jarum suntik yang dipakai oleh orang.
Jarum suntik biasa hanya memiliki
satu jalur, sedangkan pada nyamuk memiliki dua jalur. Banyak orang yang
mengetahui bahwa nyamuk mengeluarkan air liur sebelum mereka menghisap darah
dari korbannya, namun perlu diketahui bahwa saluran makanan dan saluran air
liur tidak menjadi satu alias terpisah. Satu saluran dipakai untuk menghisap
darah dan satu saluran dipakai untuk mengeluarkan air liur dan saluran ini
tidak pernah tercampur. Semua saluran hanya bersifat satu arah. Dengan demikian
nyamuk bukanlah jarum suntik terbang, dan air liur yang dikeluarkan oleh nyamuk
ke dalam tubuhmu tidak dikeluarkan dari darah yang tela dihisap sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Don't be Silent Reader Please ... :)